Selamat Pagi #SahabatData
Kamis (08-08-2019) di Gedung Mahligai Serumpun Sebalai Rumah Dinas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung diadakan Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan Tema “Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Handal Melalui Penanganan Stunting dan Stabilisasi Harga Pangan dengan meningkatkan sinergitas pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”
Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan ini dibuka oleh Bapak Toni Batubara Staf Ahli Gubernur Kepulauan Bangka Belitung sekaligus menyampaikan materi tentang “Kondisi Inflasi Dan Stunting Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Selanjutnya pemaparan materi oleh Ibu Rinna Syawal Kepala Bagian Perencanaan Badan Ketahanan Pangan Republik Indonesia tentang “Mewujudkan Sumberdaya Manusia Unggul Dan Handal Melalui Penanganan Stunting Dan Stabilisasi Harga Pangan”.
Dalam matrinya disampaikan tentang PIDATO PRESIDEN TERPILIH : ‘VISI INDONESIA’ pada tanggal 14 Juli 2019 “JANGAN SAMPAI ADA STUNTING, KEMATIAN IBU, ATAU KEMATIAN BAYI MENINGKAT” serta PROGRAM KERJA PRIORITAS 2020-2024 (terkait Ketahanan Pangan dan Gizi). TANTANGAN MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI dari sisi Supply (peningkatan produksi pangan berkelanjutan) dan Demand (peningkatan permintaan pangan dalam jumlah, keragaman, mutu, gizi, aman, dan sehat secara berkelanjutan. Dalam KERANGKA PIKIR PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI yang menjadi indikator utama adalah: ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan konsumsi pangan dan gizi. Selanjutnya disampaikan mengenai Situasi Ketahanan Pangan Dan Gizi Nasional dan Penanganan Stunting di Tingkat Nasional.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi. Permasalahan stunting bersifat multidimensional, tidak hanya kemiskinan dan akses terhadap pangan, tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita. Terdapat 3 Komponen Penanggulangan Stunting, yaitu: Pola Asuh, Pola Makan, dan Sanitasi.
Dampak dari Stunting ini diantaranya: 1. Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus; 2. Hambatan perkembangan kognitif dan motorik; 3. Gangguan metabolik pada saat dewasa dan berisiko terserang penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung). Dampak lain dari stunting ini dari sisi Pembangunan Manusia terjadi Penurunan daya saing SDM (UNICEF, 2018), dari sisi Pertumbuhan Penduduk terjadi Penurunan produktivitas SDM (Proyeksi Penduduk 2010-2045), dan dari sisi ekonomi terjadi potensi kerugian 2-3% dari GDP per tahun (World Bank, 2016). Berbagai Tindak lanjut yang direkomendasikan dalam penanganan stunting ini diantaranya:
1. Edukasi dan penyebaran informasi mengenai gizi kepada ibu rumah tangga dan masyarakat
2. Pimpinan daerah sebagai role model percepatan konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang
3. Revitalisasi kelembagaan pangan lokal (lumbung pangan, dll) oleh pemerintah daerah
4. Membangun buffer stock di wilayah-wilayah rawan stunting disesuaikan dengan kondisi setempat
#SalamPIA